Terwujudnya perkebunan yang produktif dan berdaya saing tinggi sehingga diharapkan mampu untuk memberikan kontribusi terhadap PAD Pemerintah Kabupaten Buleleng yang dilandasi falsafah TRI HITA KARANA.

Senin, 27 September 2010

SITUASI DAN KONDISI KEBUN PD SWATANTRA (Kebun Tajun)

Kebun Tajun
Kebun Tajun yang terletak di Desa Mengening dan Desa Tajun, kecamatan Kubutambahan dengan ketinggian tempat  800 m dari permukaan laut dikerjakan dan dikelola langsung oleh PD. Swatantra berdasarkan Hak Guna Usaha (HGU) Nomor : 01 / HGU / BPN / B / BLL / 1997 dengan memanfaatkan tenaga harian lepas di sekitar lokasi kebun. Biaya-biaya yang ditimbulkan dalam usaha mengelola kebun menjadi beban PD. Swatantra, dan hasil kebun sepenuhnya menjadi hak PD. Swatantra kecuali tanaman panili dan tanaman semusim, dikerjakan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan surat perjanjian bagi hasil.
Lahan perkebunan PD. Swatantra di kebun Tajun terbagi atas 6 (enam) blok, yang terletak di Desa Mengening (Blok I, II, III) dengan luas 27,785 Ha. dan di Desa Tajun (Blok IV, V, VI) dengan luas 19,425 Ha., sehingga luas lahan yang dikelola PD. Swatantra adalah 47,210 Ha. dengan komoditas utama tanaman kopi.
Dari rencana alokasi penggunaan ruang dan peta kemampuan tanah, kebun Tajun merupakan kawasan penyangga dengan kemiringan tanah lebih dari 45 %, kedalaman efektif untuk pertanaman lebih dari 90 cm, dengan struktur tanah porus yang menyebabkan gampang terjadi erosi. Hasil analisa tanah menunjukkan bahwa tanah PD. Swatantra di kebun Tajun memiliki tekstur tanah pasir berlempung hingga lempung berpasir yang mempunyai sifat : kemampuan memegang air sangat rendah dan mudah terjadi peresapan (air mudah hilang) serta unsur hara relatif mudah mengalami pencucian (leaching).

a. Dusun Sangker, Desa Mengening (Blok I, II, III).
· Luas lahan : 27,785 Ha.
· Komoditas Utama : Tanaman kopi ; - Robusta Lokal dan Varietas Unggul klon BP.
· Arabika KT, USDA, dan S.795.
· Komoditas lainnya : Tanaman cengkeh, kakao, dan panili.


* Situasi dan Kondisi :
· Lokasi kebun merupakan daerah dengan kemiringan tanah cukup curam yang terletak pada sisi kiri dan kanan kebun (kebun dikelilingi jurang).
· Tekstur tanah pasir berlempung yang sifatnya sulit memegang air dan unsur hara, dengan tingkat keasaman tanah (pH tanah) asam sehingga diperlukan usaha pemupukan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman dan usaha pengapuran untuk meningkatkan keasaman tanah mendekati netral.
· Luas areal yang sudah ditanami kopi : 21,05 Ha. dengan luas tanaman kopi Robusta : 11,25 Ha. (Blok I dan II) dan Arabika : 9,80 Ha.(Blok II dan III).
· Tanaman kopi Robusta dan Arabika masih ada yang tua dan kurang produktif. Sudah dilakukan peremajaan tanaman dan perluasan tanaman baru.
· Tanaman cengkeh seluas : 0,196 Ha. (40 pohon) yang letaknya tidak mengelompok (terpencar-pencar) merupakan tanaman tahun 1970. Dengan ketinggian lokasi kebun ± 800 m dari permukaan laut kurang sesuai untuk tanaman cengkeh yang menyebabkan produksinya kurang optimal.
· Tanaman kakao seluas : 2,75 Ha. (merupakan tanaman pelindung jurang) ; tanaman belum menghasilkan (musim tanam tahun 2004) seluas 1,75 Ha. dan tanaman belajar berbuah (musim tanam tahun 1998) seluas 1,00 Ha.
· Tanaman panili seluas : 0,20 Ha. merupakan tanaman sela diantara tanaman kopi.
· Terdapat lahan yang tidak bisa ditanami karena merupakan tanah pelindung jurang, cadas, jalan kebun, jalan desa dan untuk pondok serta lantai jemur seluas : 3,003 Ha.
· Pada areal yang masih kosong seluas 0,786 Ha. direncanakan ditanami kopi secara bertahap setiap tahun dan pada lokasi tanah dengan kemiringan yang curam telah diusahakan ditanami kakao, albesia, dan bambu yang memiliki perakaran cukup bagus untuk mencegah terjadinya erosi.


b. Dusun Bakungan, Desa Tajun (Blok IV, V, VI).
· Luas lahan : 19,425 Ha.
· Komoditas utama : Tanaman kopi ; - Robusta Varietas Unggul klon BP
· Arabika S.795 dan USDA
· Komoditas lainnya : Tanaman cengkeh, kakao, dan panili.


* Situasi dan kondisi :
· Lokasi kebun merupakan daerah dengan kemiringan tanah cukup curam, dengan tekstur tanah pasir berlempung (Blok IV dan V) hingga lempung berpasir ( Blok VI ) yang mempunyai sifat sulit memegang air dan unsur hara, dengan tingkat keasaman tanah ( pH tanah ) bersifat basa (alkalis) sehingga diperlukan usaha pemupukan, baik yang berasal dari pupuk organik maupun yang mengandung belerang untuk menyediakan unsur hara dan untuk menurunkan tingkat keasaman tanah mendekati netral.
· Luas areal yang sudah ditanami kopi : 8,75 Ha.,dengan luas tanaman kopi Robusta : 4,90 Ha. (Blok IV dan V) dan Arabika 3,85 Ha. (Blok IV, V,VI).
· Tanaman kopi Robusta dan Arabika banyak yang sudah tua sehingga kurang produktif. Sudah disiapkan bibit tanaman kopi untuk peremajaan tanaman dan perluasan tanaman baru.
· Tanaman cengkeh seluas 1,804 Ha. (368 pohon) merupakan tanaman tahun 1970, dengan ketinggian lokasi kebun ± 800 m dari permukaan laut kurang sesuai untuk tanaman cengkeh sehingga produksinya kurang optimal
· Tanaman kakao seluas 4,00 Ha. merupakan tanaman pelindung jurang yang belum menghasilkan (musim tanam tahun 2004).
· Tanaman panili seluas 0,30 Ha. merupakan tanaman sela diantara tanaman kopi.
· Terdapat lahan yang tidak bisa ditanami karena merupakan tanah pelindung jurang, cadas, jalan kebun, dan pondok serta lantai jemur seluas : 1,600 Ha.
· Pada areal yang masih kosong seluas 3,271 Ha. diusahakan ditanami kopi secara bertahap setiap tahun dan pada lahan – lahan kritis (Blok IV) yang tidak dapat ditanami kopi karena kandungan bahan organiknya rendah, telah diusahakan ditanami tanaman kakao, albesia, dan bambu.
* Dari luas kebun : 47,210 Ha., yang telah ditanami kopi seluas 29,800 Ha. ( kopi Arabika : 13,650 Ha. dan Robusta : 16,150 Ha. ), cengkeh seluas 2,000 Ha., dan kakao seluas 6,750 Ha. Areal lainnya seluas 8,660 Ha., terdiri atas jalan kebun : 1,000 Ha., jalan desa : 0.600 Ha., pondok dan lantai jemur : 0,350 Ha., jurang/cadas : 2,653 Ha. dan lahan kosong : 4,057 Ha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar